Kamis, 15 September 2011

Pak Dahlan Sering-Seringlah ke Maskarebet

Lebih dari 12 jam wilayah Maskarebet dan sekitarnya matot listrik alias mati total. Dari jam 8 pagi sampai jam 21.00 Wib belum juga teratasi. Ketika rekan saya menelpon ke PLN, disana dijawab baru pemeliharaan gardu yang ada di Talang Kelapa. Pertanyaan saya mencuat, itu pemeliharaan apa nyabuti tiang listrik. Masak, beneri gardu memakan waktu 12 jam. Mbangeti atau bahasa Rhoma Irama-nya Terlalu.
Apa yang dikirim petugas disana baru lulus sekolah? atau jangan-jangan lantaran kena hujan paginya, tiang listriknya menjadi licin. Dan mereka harus menunggu benar-benar kering tiangnya tadi. Hingga para pekerja bisa dinyatakan aman ketika harus menaikinya.
Sampai kejadian semalam, telpon saya terus berdering dari para tetangga ada apa gerangan ini? “Mas cobo ditelpon, apo dio maksud PLN ni,” kata tetangga depan rumah. “Madai mati listrik dari pagi sampai malem,” keluhnya lagi.
Tak berhenti sampai disitu, telpon saya pun kembali berdering. Kali ini sahabat yang ada di Kebun Bunga pun protes. “Benar-benar keterlaluan. Gara-gara mati lampu, tedmon banyu kosong. Belum lagi kipas dak idop. PLN pay*h,” gerutunya.
Sebenarnya kalau mau ditulis semuanya, umpatan dan cacian menghujam ke Perusahaan Listrik Negara ini. beruntunglah si penulis tidak sampai hati menulis umpatan-umpatan para tetangga dan rekan-rekan. Kalau mati lampu barang 2-3 jam, masih bisa ditolerir. Lha ini matinya sampai 12 jam lebih. Praktis, warga hanya bisa pasrah tanpa daya.
Namun berita gembira sedikit menyeruak ke telinga saya selang satu jam kemudian. Pukul 22.00 Wib, saya mendapatkan laporan dari tetangga bahwa kompleks sudah nyala lampunya. Sayangnya dibalik berita suka itu, terselubung berita duka yang sangat mendalam. Ternyata, lorong tempat saya tinggal masih mati lampu. Praktis sekitar 10 rumah masih gelap gulita. Jlegarrrrrrrrr, mati aku.
Tak berselang lama, telpon pun kembali bergetar tanda sms masuk. Terbaca disana, “Ayah coba tanyain PLN kapan nyalanya. Tinggal deretan kita aja yang masih mati,” bunyi sms dari istri di rumah. Kalau modelnya begini, saya berdoa semoga pak Dahlan Iskan (Dirut PLN) sering-sering ke Maskarebet.
Saya benar-benar menaruh besar pada bapak yang satu itu. Di tangannya, PLN menjelma menjadi perusahaan yang dulunya sangat dibenci, kini berangsur-angsur agak tidak dibenci. Saya mencatat beberapa kali pak Dahlan Iskan ke Palembang, belum pernah ada kejadian PLN mematikan lampunya. Lha ini, mati lampu kok selama 12 jam. Ya Allah, berikanlah kesabaran pada kami agar tidak mengumpat dan berkata jorok. Aamiiin.

Tidak ada komentar: